Selasa, 03 September 2013

Masban, S.Sos : Jakarta Belum Dapat Mengurai Kemacetan

Masban, S.Sos bersama istri.
Jakarta-Fokusjurnal.com
Jakarta merupakan ibu kota negara yang harus juga mendapat perhatian dari pemerintah pusat, karena seluruh kegiatan pemerintahan, bisnis dan ekonomi bergerak cepat di kota ini. Kemacetan adalah salah satu faktor utama dan hingga saat ini kemacetan di Jakarta belum teratasi oleh Pemda DKI Jakarta. Hal itu dikemukan Masban Pembina Masban Foundation di sekretariatannya dibilangan Taman Kota, Jakarta-Barat.
Kepedulian terhadap Jakarta sungguh terbilang tinggi terutama mengenai transpotasi dan kemacetan atas hal itulah  Tokoh Masyarakat Jakarta Barat ini pun memberikan kiat-kiat dalam mengurai kemacetan dan transpotasi di DKI Jakarta. Seperti contoh transpotasi kendaraan umum yang harus dikaji ulang kembali dalam pengoprasiannya khususnya Busway.
Mengapa demikian, Masban mengungkapkan untuk mengurai kemacetan di Jakarta ini harus di kedepankan faktor keamanan dan disiplin  bagi masyarakat pengguna kendaraan. Harusnya, lanjut Masban, “Pemrov DKI Jakarta harus mempunyai jalan khusus untuk Busway, jangan menyatu dengan kendaraan umum lainnya, sebab kendaraan umum pun masih saja menggunakan jalan tersebut, sehingga dapat menyebabkan kemacetan artinya jalan yang sudah kecil lalu harus dibagi dua dan ini dapat menimbulkan kemacetan yang luar biasa, harusnya pemrov DKI Jakarta membuatkan jalan busway tersendiri, baik itu ditingkat atau dibawah tanah dan itu salah satu cara untuk mengurai kemacetan di Jakarta ini,”papar Masban.
Lebih lanjut, Masban mengatakan, “memang seharusnya kendaraan busway itu tidak bisa dilalui oleh kendaraan umum lainnya, namun jalan khusus busway itu harusnya ada mata kucingnya yang tidak bisa dilalui oleh kendaraan lain. Dan dulu itu pernah pada jalur busway  Blok M-Kota, namun sekarang sudah tidak ada lagi, bagaimana dapat mengurai kemacetan wong penataannya saja sudah salah dari awal, sehingga menjadi beban kemacetan yang luar biasa dimana-mana,”tegas suami Putu Kamiani itu kepada Fokusjurnal.
Selain itu, Masban mengatakan sistim dan manajemen busway harus ditata ulang kembali, “Sistim dan manajemen itu perlu sehingga nantinya tidak amburadul, bayangkan dengan tidak ada sistim dan manajemen yang bagus masih ada supir busway yang ugal-ugalan dijalan lalu berapa banyak korban yang meninggal akibat tertabrak oleh busway, nah sistim atau manajemen busway inilah yang harus dirubah agar tidak ada lagi supir busway yang ugal-ugalan. Setelah sistim dan manajemen itu sudah dilakukan dengan baik dan benar lalu perlahan-lahan masyarakat itu di didik agar disiplin,”tutur Masban.
Untuk mengurai kemacetan di Jakarta harusnya busway itu mempunyai waktu tertentu dalam pengambilan penumpang seperti jam 06 hingga 10 Wib. Sehingga masyarakat pengguna kendaraan lain pun mengetahui dan tidak menggunakan jalur tersebut.
Angkutan Umum Harus Diberikan Hak
Jakarta yang dihuni sekitar delapan juta jiwa penduduknya dengan segala permasalahan dan kesemerawutannya. Persoalan utama tranportasi di Ibukota adalah kemacetan dan polusi udara. Mudah dan murahnya penggunaan kendaraan pribadi membuat masyarakat di Jakarta lebih memilih kendaraan pribadi dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
"Melihat makin beratnya kualitas kemacetan di Jakarta maka diperlukan langkah sistematis dan menyeluruh dalam mengupayakan penyelesaian kemacetan. Seperti diperlukan kebijakan terintegrasi sebagai alat bantu strategis dengan melibatkan warga dan pemerintah pusat," ujar Masban.
Lebih lanjut, Masban, mengatakan Dalam memecahkan permasalahan transportasi disini pertama, Jakarta harus memiliki tata guna lahan yang efisien serta memiliki konsep compact city.  Dengan demikian maka pergerakan masyarakat untuk bekerja dan usaha pemenuhan kebutuhan lainnya dapat dilakukan dalam suatu kawasan sekaligus dengan perjalanan yang lebih singkat sehingga tidak boros energi.
Kedua, penggunaan kendaraan pribadi dibatasai dengan berbagai regulasi, larangan atau pajak yang mengikat sehingga membuat volume lalu lintas berkurang. Ketiga, peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan sarana transportasi massal. Dalam hal ini serta angkutan umum lebih banyak diberi hak pada penggunaan ruas jalan.
 
Berpergian dengan transportasi umum akan lebih aman, nyaman, murah,dan efisen sehingga masyarakat akan lebih memilih menggunakan kendaraan umum daripada kendaraan pribadi.
Kendaraan Tidak Layak Beroperasi
Pemrov DKI Jakarta seharusnya dapat sungguh-sungguh menertibkan bagi kendaraan yang sudah tidak layak lagi untuk beroperasi. Menyikapi, hal itu Masban, mengatakan “banyak kendaraan angkutan umum yang seharusnya sudah tidak layak lagi untuk beroperasi seperti bemo sebagai kendaraan umum yang sudah beroperasi di Jakarta sejak tahun 1962  , kemudian bajaj selain polusi itupun sudah tidak layak untuk beroperasi, namun hal itu masih saja kita lihat dijalan-jalan. Selain menambah kemacetan harusnya pemrov. DKI Jakarta untuk menghapus kendaraan tersebut atau diremajakan,”Pungkas Masban.
Ketegasan pemrov DKI Jakarta sangat di tunggu masyarakat terutama Dinas Perhubungan (Dishub) untuk dapat serius dalam mengatasi kemacetan yang hari kian, kian parah. Dan itu harus betul-betul dicarikan solusi untuk menata Jakarta lebih baik lagi dalam menangani kemacetan.

Sumber Berita: http://fokusjurnal.com/berita-masbanssos--jakarta-belum-dapat-mengurai-kemacetan.html#ixzz2dp5bsvFm

0 komentar:

Posting Komentar